Salam Ukhwah

Monday, June 29, 2009

Ada 5 Rahsia

5 Rahsia yang Manusia tak pernah tahu.

Berkata al-Bukhari dari ibn Imran bersabda Rasulullah s.a.w:
" Lima perkara yang manusia tidak tahu kecuali Allah."
* Manusia tidak tahu apa yang akan berlaku hari esoknya.
* Manusia tidak mengetahui apa yang terkandung di dalam rahim seorang ibu.
* Manusia tidak mengetahui bila dan di mana hujan akan diturunkan.
* Manusia tidak tahu tarikh kematian dan tanah perkuburan
* Manusia tidak tahu bilakah akan berlakunya khiamat

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Rezki Yang Barokah

Pada dasarnya manusia tidak memiliki apa-apa, ia dilahirkan ke dunia tanpa seutas kain pun menutupi tubuhnya, melalui perantaan orang tuanyalah Allah lalu memberikan pakaian, memberi makanan, dan memberikannya penghidupan.

Saat sang manusia, beranjak dewasa dan mampu mencari penghidupan secara mandiri, sedikit demi sedikit Allah memberi dari bagiannya. Dalam hal rezeki, Allah tidak memandang siapa yang di beri. Diberikan kepada semua manusia yang berusaha.

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk menggapai jatah rezekinya tersebut, dari yang bekerja kepada orang lain hingga berusaha secara mandiri.

Sebagai hamba kita harus meyakini bahwa nafas yang kita hirup, kesehatan, kesempatan, waktu luang dan ilmu pengetahuan yang dengannya kita beraktifitas, itu semua adalah rezeki dari Allah, yang nantinya akan diminta pertanggungjawabannya.

Selain rezeki yang bersifat gratis diatas, maka ada rezeki lain yang harus kita gapai dengan usaha. Sejauh mana kita melompat maka sejauh itu pula yang kita dapat. Kegigihan dan keuletan kita dalam meraih, sebanding dengan rezeki ( baca : amanah) yang Allah berikan.

Pada dasarnya manusia tidak mempunyai apa-apa, hakikatnya semua kekayaan milik Allah. Allah memiliki hak prerogatif untuk menentukan kadar rezeki pada setiap manusia.

Menjadi hak Allah untuk memberikan berapa banyak kepada manusia, dan menjadi hak Allah pula untuk menariknya kembali, apabila memang orang yang di beri keleluasan harta tersebut tidak amanah.

Harta yang saat ini berada dalam kekuasaan kita sebenarnya adalah milik Allah, harta itu bukan milik kita, terserah kepada Allah kemana arah aliran dana tersebut, apabila kita tidak menyalurkan kepada yang berhak maka Allah yang akan menyalurkan.

Uang yang saat ini ada di kantong kita bisa jadi adalah milik pedagang kain dimana kita berbelanja, milik seorang pengemis yang bersimpuh di perempatan lampu merah, atau bahkan uang tersebut adalah mllik pencopet yang mengambil saat kita lengah. Hanya Allah yang tahu kemana arah uang tersebut.

Yang sebenarnya menjadi milik kita adalah uang yang kita sedekahkan, karena itu akan menjadi tabungan kita di akherat nanti, sedangkan tabungan yang tersebar di bank-bank di dunia ini masih misteri milik siapakah harta tersebut.

Betapa banyak kisah mengharukan bertabur hikmah yang ada di depan mata, bagaimana seorang yang kaya raya kehilangan seluruh harta kekayaannya hanya karena penyakit yang dideritanya, atau bagaimana kita tidak memetik pelajaran kepada manusia yang kehilangan harta yang di kumpulkan selama puluhan tahun, dalam hitungan detik hilang begitu saja tersapu dahsyatnya tsunami !.,

Tidak alasan bagi kita untuk bersombong dengan harta yang ada, justru kita harus sedih apabila masih banyak hak orang lain yang belum kita tunaikan. Ingat, dari harta yang ada pada kita, sebagiannya adalah milik orang lain dan kita wajib menunaikannya kepada yang memang berhak, atau menunggu Allah yang akan menunaikannya.

Salah satu ciri orang yang beriman adalah ia berbahagia dan bersyukur kepada Allah apabila dapat menunaikan kewajiban untuk menunaikan kewajiban dalam berbagi, karena bisa jadi harta yang memang bukan hak kita namun kita mengambil manfaat darinya, akan menjadi setitik nila pada susu sebelanga. Naudzubillah mindzalik.

Dalam sejarah tidak pernah di temukan ada orang yang gemar berinfak lalu jatuh miskin, justru bila kita rajin bersedekah maka itu akan membuat Allah makin percaya kepada kita dengan terus menambah pintu-pintu rezeki dari jalan yang kita tidak terduga sebelumnya.

Apabila kita memahami konsep rezeki, maka kita akan ikhlas dengan apa yang Allah berikan. Dengan harta yang ada pada orang lain itu adalah urusan dia dengan Allah, tidak pada tempatnya kita memikirkan harta orang lain, apalagi bila kita dengki. Cukuplah keyakinan bahwa masing-masing kita sudah memiliki takaran kekayaan dari Allah.

Pemahaman yang baik kepada agama akan menahan kita untuk merampas apapun yang menjadi hak orang lain dan kita sentiasa merasa cukup dengan apa yang telah dikurniakan.

Bagaimanapun cara kita mengapai rezeki yang sudah Allah tetapkan buat kita, maka itu akan kita dapatkan, karana memang setiap kita sudah memiliki sejumlah rezeki yang di tentukan. Apapun cara kita mengambilnya maka itu akan mengurangi jatah kita masing-masing.

Apabila kita mengambil harta yang sudah dijanjikan tersebut dengan cara yang sebagaimana mestinya, maka itu akan membawa keberkahan untuk hidup dan kehidupan kita.

Hanya apabila kita mengambilnya dengan cara yang curang, maka harta itu hanya akan menyengsarakan, menjadi sumber permasalahan. Karena setiap rupiah yang kita nafkahkan buat anak dan istri akan berimplikasi buat masa depan. apa artinya kakayaan apabila keluarga berantakan.

Tiada kebahagiaan bagi hamba yang menggapai rezekinya dengan cara yang tidak sah, karena hal tersebut akan membawa bencana. Memang secara materi kita punya, namun hati terasa gersang karena nurani yang halus kita campakkan.

Ketidakberkahan harta tersebut akan membawa kedukaan yang tidak berkesudahan, dari ketidak harmonisan keluarga hingga penyakit yang terus mendera. Kesemua itu akan membawa kegelisahan tiada akhir, hingga kita bertobat dan menunaikan hak orang yang kita rampas.

Adapun orang yang bermalas-malasan sama saja dengan sorang yang sudah di janjikan sebuah hadiah di ujung jalan, namun tidak mau berjalan untuk mengambilnya. Tiada sedikitpun usaha untuk mengapainya. Padahal diakherat nanti kita akan di tanya dengan apa yang kita miliki, mengapa kita tidak memaksimalkan fungsi segala yang Allah berikan, mengapa kita tidak menggunakan tangan kaki kita untuk bekerja keras, mengapa tidak kita gunakan akal kita untuk bekerja cerdas ?.

Sekali lagi perlu di tegaskan disini bahwa semua yang kita miliki itu adalah milik Allah, dan Allah menitipkan sebagian harta yang berada di genggaman kita tersebut untuk kemaslahatan orang lain. Diperlukan cara yang ahsan untuk menjemputnya dan diperlukan cara yang bijaksana untuk menyalurkan kepada orang lain, maka niscya Allah akan melipatgandakan harta yang sudah kita infaqkan tersebut hingga tujuh ratus kali lipat bahkan lebih. Anda mau kaya? Maka bersedekahlah…..

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Thursday, June 25, 2009

Berita Kematian

Rabu:24/06/2009.. Telah dikejutkan dengan berita kematian suami officemate.. Pada mulanya memang terkejut dan macam tak pecaya juga, sebab rasanya baru aje teserempak dengan arwah di satu pagi di depan lift Pejabat. Takziah buat Zuryaty Zol atas kepergian suaminya menemui Maha Pencipta. Semoga Rohnya dicucuri rahmat hendaknya.
Namun hal kematian tiada siapa yang boleh duga kan?. Tatkala saat kematian dah tiba masanya seperti yang tertulis saat janin ditiupkan rohnya lagi.. maka waktu itu tidak akan datang lewat walau sesaat dan tercepat juga walau sesaat.
Aku menyeru pada diri aku sendiri, MENGINGATI MATI ITU PERLU. Kehidupan terus di lalui setiap detik dan dengan setiap detik nafas yang di izinkan ALLAH swt. Namun, kita kini amat kurang memahami bahawa apakah pengertian sebenar ‘kematian itu pasti’. Bagi manusia kematian itu pasti, lalu kehidupan itu perlu di realisasi semaksima mungkin mengikut kehendak diri, jauh sekali memahami bahawa sebenarnya kehidupan itu jalan mencari redha ILAHI, ladangnya akhirat nanti.
Malah ramai yang lupa sebenarnya, bahawa setiap langkah kita dan sekalian makhluk bumi itu berada dalam aturan Al Malik, perancangan dan natijah juga hanya berlaku atas ke izinan Nya. Jika Dia berkehendak ke atas sesuatu, maka cukup dengan Dia mangatakan ‘Jadilah’.
Demikian, manusia itu tetap lemah dan menganggap kematian itu sebagai peristiwa yang berkebetulan. Dan sepertinya kematian itu boleh di minta-minta. Saat kecewa dan bersebu hati, mulalah meminta-minta di tarik nyawa, saat bahagia dengan kehidupan dunia, mula lah meminta peluang kononnya mahu berbuat kebaikan sebelum menghadapnya.
PERKHABARAN; Kematian itu Mengejutkan

Boleh kah sekarang kita khabarkan masa kita akan mati? Bilakah dia akan mati? Bilakah dia akan mati? Mungkin sekarang saya menaip, lalu selesai sahaja pos terhenti nafas saya. Siapakan tahu… moga di ampunkan segala dosa isi bumi ini.
Sungguh memang kematian itu sesuatu yang mengejutkan.

Dari Jabir bin Abdullah r.a katanya:”satu jenazah berlalu di hadapan Rasulullah s.a.w lalu baginda berdiri. Kami pun berdiri juga mengikut baginda. Kemudian kami berkata:”Ya rasulullah! Itu jenazah orang Yahudi.” Sabda baginda:”Kematian itu mengejutkan. Oleh itu bila kamu melihat jenazah (lalu) berdirilah.”

Apabila keimanan seseorang itu sudah kukuh dan mencapai kedudukan yang istimewa, pasti segala kejadian dan musibah yang terjadi, menjadi kecil pada dirinya. Dia menyerahkan segala yang menimpa kepada Allah swt tanpa merasa bimbang, kecewa dan sedih bahkan menerimanya dengan perasaan yang tenang dan sabar. Dengan maksud lain, dia redha terhadap qada’ dan tunduk terhadap takdir Allah swt. Inilah sifat yang harus ada pada seorang mukmin yang sebenar.

Tidak dinafikan bahawa kesabaran itu amatlah berat, namun terlalu besar ganjarannya jika mahu dibandingkan dengan ujian-ujian yang lain. Hal ini termasuklah kesabaran seseorang itu di atas kematian anak kecil mereka di mana pada hari akhirat kelak ia akan menjadi suatu syafaat (mudah mendapat keampunan Allah) buat mereka yang menjadi ibu bapanya.

Saat menerima perkhabaran kematian orang yang tersayang adalah masa terberat bagi insan.


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 155 – 157)

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Friday, June 19, 2009

Musibah


Jika seseorang mengalami sebarang musibah, akibat dari amalannya yang buruk, kemudian dengan sedikit sahaja tumpuan kepada Allah, dan pengakuan ke atas kelemahannya, maka kemurahan Allah akan bersamanya dan musibah tersebut dijadikan asbab kebaikan yang besar bagi dirinya.

Nabi s.a.w yang mulia juga sering mengakui kelemahan sendiri apabila bermunajat kepada Allah, apalagi kita yang dhaif ini?


"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Wednesday, June 17, 2009

Ringgankan Beban Derita

Dipetik dari buku : Jangan BERSEDIH Capailah Kebahagian. Terbitan Jasmin Enterprise

Tidak diragukan lagi bahawa manusia itu dijadikan sebagai objek bencana dan musibah, akan tetapi ai tidak sepatutnya membayangkan bahawa hal itu adalah akhir hidupnya, dan membayangkan bahawa dialah satu-satunya orang yang diuji dengan musibah tersebut. Namun, ia harus boleh meringankannya pada dirinya sendiri dengan beberapa hal dibawah ini:


Mengetahui bahawa takdir telah mendahului cubaan yang dialaminya. Zat yang menetapkan dan merelakannya adalah Hakim Yang Maha Adil. Maka sebainya ia merelakan apa yang ditakdirkan dan ditetapkan oleh ALLAH s.w.t.

Mengetahui bahawa dunia ini tempat yang penuh dengan cubaan dan ujian, tidak ada kesenangan yang boleh diharap dari dunia, sebagaimana yang disebut oleh syair “Mataku tidaklah mengangap perpisahan yang telah aku alami itu asing, lagi pula mataku tidak memberitahu diriku selain hati yang mengerti.”

Mengetahui bahawa duka cita itu tidak akan ada gunanya tetapi malah membayakan agama dan dunianya.

Membayangkan bahawa ada musibah yang lebih besar daripada cubaan yang ia hadapi. Seperti halnya orang yang telah kehilangan salah satu dari kedua anaknya. Maka hendalah ia membayangkan bagaimana seandainya ia kehilangan kedua anaknya.

Memerhatikan keadaan orang yang diuji dengan cubaan yang serupa, lalu ia bersabar. Sesungguhnya menghibur diri sendiri itu merupakan ketenangan yang besar. Al-khansa berkata : Seandainya tidak ramai orang menangis di sekitarku saudara-saudara mereka, nescaya aku akan membunuh diriku sendiri. Tidaklah mereka menangis seperti saudaraku, akan tetapi Muliakanlah jiwa dari tangisan dengan menghiburkan diri sendiri.

Memerhati orang yang diuji dengan cubaan yang lebih banyak lagi. Maka cubaannya akan jadi ringan.

Mengharap balasan dari ALLAH s.w.t. Telah dikatakan pada Luqman: Isterimu telah meninggal. Ia menyahut: Tilamku menjadi baru lagi.

Memohon pahala sebab menanggung beban kesabaran. Maka hendaklah ia memerhatikan keutamaan bersabar, pahala perjalanan hidup, dan kesabaran orang-orang yang bersabar. Jika sabarnya naik ke tingkat ridha, maka itulah yang menjadi tujuan akhir.

Memerhatikan kenikmatan yang ia miliki dan tidak dimiliki oleh orang ramai.

Tidak menyerah pada rintangan yang menyertai musibah.

Mengetahui bagaimana takdir berlaku, maka itulah kebaikan baginya.

Mengetahui bahawa cubaan yang semakin berat itu khusus diperuntukan bagi orang yang baik-baik.

Mengetahui bahawa ia adalah hamba yang dikusai (Oleh Tuhannya) dan hamba tidak punya apa pun untuk dirinya sendiri.

Mencaci dirinya sendiri ketika mendapat duka, sambil menjelaskan bahawa cubaan itu merupakan sesuatu yang pasti adanya. Maka duka yang dihadapinya juga termasuk sesuatu yang pasti adanya.

Mengetahui bahawa musibah itu banyak menghilangkan penyakit takbur, “ujub, sifat Fir’aun, dan hati yang keras.

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Sunday, June 14, 2009

Adab Menyambut Tetamu

Biarlah berwajah senyum dan ikhlas menyambut tetamu lebih lagi bila tetamu itu datang menziarahi saudara yang sakit. Kita sebagai ahli keluarga dan taulan rapat menyambut dengan besar hati. Usah menyakiti hati mereka. Jagalah hati mereka jangan sampai menyinggung. Kalau kita tidak pandai menjaga hati sendiri bagaimana kita bisa menjaga hati orang lain dan bagaimana orang bisa menghormati diri kita jika kita tidak pandai menjaga hati orang. Kita harus sentiasa menyenangkan hati para saudara taulan kita. Setiap yang datang menziarahi itu adalah satu doa. Belajarlah berterima kasih dan bersyukur kepada Allah kerana ada yang sudi datang mengunjung. Merendahkan suara dan merendahkan diri bila berhadapan dengan tetamu. Jangan bernada tinggi, menyindir dan mencaci. Kita hanya manusia yang tidak dapat membaca isi hati seseorang kecuali allah. Janganlah aibkan diri kita dengan akhlak yang bisa merendahkan diri ... Istighfarlah. Baginda s.a.w mengajar kita dengan santun dan tertib. Lakukanlah dengan sebaiknya ..sabar dan ikhlas. Ucaplah terima kasih dan belajar berterima kasih!!

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Thursday, June 11, 2009

Family nak mai

Esok cutiiiii... gembira rasanya hati ni, ramai tetamu nak dtg rumah, dikesempatan cuti sekolah nih biasala para bapa nak bawak anak-anak dorang mandi-manda Waterfall Panching. Sure seronok budak-budak ni... lagi-lagi kalu masing-masing dah jumpa sepupu, alamatnya begegarlah rumah tu.
Air Terjun Panching memang cantik tak jauh dari rumah lebih kurang 20km je, dan sangat sesuai untuk dijadikan sebagai tempat keluarga nak santai-santai. Gambar sebelah tu lah sebagai sedikit gambaran keindahan Air Terjun Panching.
Acctually, 10 tahun yang lepas aktiviti ke sini dah berlaku, tp masa tuh anak-anak buah masih kecil-kecil lagi tp sekarang group ni semua dah dewasa (dah berjanggut pun masing2), now diganti lak dengan group yang baru.
Selamat datang buat Mak Ayah dari Kampung, Abg Amir & Keluarga dari Bangi, Abg Ngah dr Port Dikson, Kak Long dari K.Krau, Kak Shimah & Keluarga dari Gemas serta Rasyidi (anak buah) dari Muadzam Shah.

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Wednesday, June 10, 2009

Tawakkal itu....

Dipetik daripada buku : Jangan Bersedih Capailah Kebahagian tulisan Muhammad Ikram

Sesiapa yang mengkehendaki kebahagian dunia & akhirat, maka bertawakkallah kepada Allah…

  • Tawakkal itu percaya kepada ALLAH
  • Tawakkal itu pasrah pada ketentuan Tuhan dan takdirnya.
  • Tawakkal itu selalu bergantung dengan ALLAH s.w.t
  • Tawakkal itu ridha dengan ALLAH s.w.t
  • Tawakkal itu ketenteraman hati dengan ALLAH
  • Tawakkal itu keputusasaan dari makhluk dan bersandar pada ALLAH semata-mata.
  • Tawakkal itu kemurnian iman, kerana tawakkal itu wajib bagi hamba. Tidak ada iman kecuali tawakkal. Tawakkal itu boleh bertambah dan boleh berkurang. Manusia menuntut keutamaan dengan tawakkal dan iman menuntut keyakinan mereka masing-masing.
  • Tawakkal itu merupakan jalan menuju hidup yang tenang dan tenteram dan bahagia
  • Tawakkal itu merupakan pintu yang menyebabkan rasa takut menjadi hilang, dan kesedihan menjadi terputus. Orang yang betul-betul bertawakkal, hatinya tidak tunduk pada makhluk, kerana hatinya penuh dengan kepercayaan dengan ALLAH.
  • Orang bertawakkal dengan benar tidak berhasrat pada dunia, ia selalu puas dengan apa yang dianugerahkan padanya, kerana ia tahu bahawa hasrat itu tidak boleh memberi dan tidak boleh mencegah.
  • Orang yang benar-benar bertawakkal merasa cukup dengan ZAT yang memberi lagi mencegah, tidak perlu dari orang yang benar-benar tidak boleh memberi dan mencegah.
  • Orang yang betul-betul bertawakkal selalu tenteram jiwanya, damai hatinya, dan teguh jiwanya. Kerana makhluk tidak kuasa mengganggu hatinya.
  • Orang yang bertawakkal dengan benar lebih mengutamakan kejujuran walaupun membahayakannya, daripada bohong meskipun menguntungkannya.
"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Tuesday, June 9, 2009

Kenapa Perlu BerSABAR

Sejenak mari kita berfikir bersama tentang kejadian Allah swt. Kita lihat kepada janin di dalam perut ibunya dan kita lihat peringkat pekembangannya. Dia tidak akan membesar secara tiba-tiba dan begitu juga tanaman serta timbul tergelincirnya matahari. Semuanya berlaku berperingkat dan memerlukan masa.


Begitu juga dengan ciptaan langit dan bumi selama enam hari, sedangkan Allah sendiri berkuasa untuk menjadikannya dalam sekelip mata. Tetapi semua ini berlaku kerana Allah mahu supaya kita mengetahui bahawa setiap yang wujud dimuka bumi ini akan melalui beberapa peringkat dan juga untuk memberitahu manusia bahawa sabar bukanlah sifat untuk manusia semata-mata, bahkan ia merupakan kunci dan sifat kepada alam ini sendiri. Maha Suci Allah!!


Setiap perkara dalam hidup kita tidak dapat lari daripada berhajat kepada kesabaran samada untuk mencapai kejayaan, memahami subjek yang susah, bergaul dengan orang, menyelesaikan masalah, berhajat kepada sesuatu, membuat sesuatu yang bertentangan dengan kehendak diri, mentaati Allah ataupun dalam meningggalkan maksiat. Benarlah kata-kata seorang ulama bahawa kesempurnaan dunia dan agama terikat dengan kesabaran.


Tanpa kesabaran akan binasalah manusia. Ini kerana yang menjadikan seorang penzina itu melakukan maksiat adalah kerana dia tidak sabar untuk menahan nafsunya hingga berkahwin. Begitu juga halnya dengan penagih dadah, ketidak sabarannya dalam menghadapi ujian yang menimpa dirinya dan waktu lapangnya menyebabkannya mengisi masa tersebut dengan perkara yang tidak sepatutnya.


Bayangkanlah betapa besarnya fungsi sabar hingga termaktub di dalam kitabullah lebih daripada 90 kalimah. Marilah kita sama-sama menghayati setiap alunan ayat al-Quran yang kita baca dan membacanya seolah-olah ke atas kita ayat itu diturunkan. Allah telah berfirman di dalam surah Al-Baqarah ayat 153 bahawa meminta pertolongan itu perlu disertakan dengan kesabaran dan solat kerana Allah sentiasa bersama dengan mereka yang bersabar. Bukankah itu yang kita inginkan? Bersabar dan Allah akan bersama dengan kita. Kemudian Allah mengkhabarkan lagi berita gembira di dalam surah Az-Zumar ayat 10 bahawa mereka yang bersabar akan mendapat pahala yang tidak terhitung, juga di dalam surah Ali Imran ayat 146, bahawa Allah menyayangi mereka yang bersabar. Subhanallah!! Kurniaan yang tidak terhingga buat mereka yang bersabar.


Di dalam surah As-Sajadah ayat 24 Allah telah berfirman:


“Dan kami jadikan dari kalangan mereka beberapa pemimpin yang membimbing kaum masing-masing kepada hukum agama Kami, selama mereka bersikap sabar (dalam menjalankan tugas itu) serta mereka tetap yakin akan ayat-ayat keterangan Kami”.


Jelas daripada ayat tersebut bahawa Allah menjadikan kepimpinan pada dunia dan agama memerlukan kepada dua perkara iaitu sabar dan yakin. Sabar dalam mengislah individu, keluarga dan masyarakat dan yakin pada Allah.


Di dalam Al-Quran ada menyebut tentang kisah pertemuan antara tentera mukmin yang diketuai oleh Talut dan tentera kafir yang diketuai oleh Jalut bahawa bilangan tentera bukanlah yang menetukan sesebuah kemenangan, tetapi kesabaran dan keyakinan dan tawakkal kepada Allah itulah faktor kepada kemenangan mereka. Firman Allah di dalam surah Al-Baqarah ayat 249-251:


“…Berkata pula orang-orang yang yakin bahawa mereka akan menemui Allah: Berapa banyak (yang pernah terjadi) golongan yang sedikit berjaya menewaskan golongan yang banyak dengan izin Allah; dan Allah (sentiasa) bersama-sama orang –orang yang sabar. Dan apabila mereka yang beriman itu keluar menetang Jalut dan tenteranya, mereka berdoa dengan berkata; Wahai Tuhan kami! Limpahkanlah sabar kepada kami, dan teguhkanlah tapak pendirian kami terhadap kaum yang kafir. Oleh sebab itu mereka dapat mengalahkan tentera jalut dengan izin Allah… ”


Sesungguhnya nikmat kesabaran ini tidak akan dapat dirasai melainkan buat mereka yang mengecapinya dan kemenangan tidak akan terhasil melainkan bersamanya kesabaran.


Khalifah Umar Abdul Aziz berkata: “Apabila dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang hamba itu satu nikmat, lalu dicabutnya nikmat tersebut dan digantikan dengan sabar, maka apa yang digantikan oleh Allah itu lebih utama daripada yang dicabutnya.”


Maka seorang mukmin itu apabila dia bersabar di atas kehilangan nikmat tersebut, sesungguhnya dia telah membenarkan hadis Nabi saw yang mafhumnya bahawa tiada perkara yang berlaku pada diri seorang mukmin itu melainkan semuanya adalah kebaikan. Apabila ditimpa kesulitan dia bersabar dan apabila mendapat kesenangan dia bersyukur.Kedua-duanya adalah baik untuk dirinya. Dan beruntunglah bagi orang yang bersabar kerana Allah telah menjanjikan pahala yang sempurna dan tidak terhitung buat mereka.


Secara amnya sabar boleh dibahagikan kepada tiga kategori iaitu sabar daripada melakukan maksiat, sabar di atas bala yang menimpa dan sabar dalam melakukan ketaatan. Walau bagaimanapun, sabar dalam melakukan maksiat dan ketaatan adalah yang paling tinggi kerana berhajat kepada keimanan yang kuat dan meletakkan diri kita berhadapan dengan pilihan untuk melakukan atau meninggalkan. Adapun sabar di atas bala yang menimpa, kita memang tiada pilihan melainkan berhadapan dengannya. Tapi ini bukanlah bermakna sabar di di atas musibah ini senang, bahkan mungkin lebih payah dan luar daripada jangkaan kita.


Sabar yang sebenar bukanlah yang terucap hanya di bibir kemudian hati tidak meredhai, dan bukan jugalah sabar di saat akhir musibah tersebut. Tetapi sabar yang sebenar memerlukan kepada tiga syarat iaitu hendaklah sabar itu ketika di awal kita ditimpa musibah tersebut kemudian segera pula kita mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi raji’un” beserta doa “allahumma ajurni fi musibati wakhlifni khairan minha”. Yang bermaksud kita meyakini bahawa daripada Allah kita datang dan kepada Allah jualah kita akan dikembalikan dan moga kita diberi pahala atas musibah yang menimpa kita ini serta digantikan dengan hikmat yang lebih baik. Seterusnya kita bersabar tanpa mengadu kepada manusia. Lihatlah betapa cantiknya sabar yang diajarkan oleh Islam itu. Subhannallah…


Setiap perkara yang berlaku pasti ada hikmah disebaliknya. Begitu juga halnya dengan sabar. Sabar akan menaikkan darjat seorang mukmin itu dan membezakan darjatnya dengan mukmin yang lain. Di samping itu, sabar juga dapat menghilangkan sifat takabbur dalam diri dan menyelamatkan kita daripada tipu daya dunia supaya kita merindui akan kenikmatan syurga yang berkekalan. Dengan ini kita akan sentiasa mengingati Allah dan meyakini bahawa tiada yang berkuasa di dunia ini melainkan Allah swt.


Sabda Nabi saw: “Sesungguhnya jika Allah menyayangi sesuatu kaum, maka Dia akan mengujinya”.


Maha Suci Allah, rupa-rupanya musibah yang diberikan adalah kerana sayangnya Allah pada kita. Oleh itu marilah sama-sama kita menghiasi diri kita dengan sifat sabar serta membanyakkan bacaan kita tentang kisah para nabi dan rasul seperti kisah Nabi Ayyub as, Nabi Ibrahim as, Nabi Yusuf as dan selain daripada mereka yang sangat hebat diuji oleh Allah agar kita dapat mencontohi dan menaikkan lagi tahap keimanan kita Insyaallah...


"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Monday, June 8, 2009

La Tahzan

Suatu hari Rasulullah (saw) masuk ke dalam masjid, terdapat seorang lelaki Ansar yang dipanggil Abu Umamah r.a duduk di dalam masjid,

Nabi (saw) bertanya kepadanya: Wahai Abu Umamah saya tidak pernah melihat engkau duduk di dalam masjid bukan waktu solat? Jawab Abu Umamah r.a: Keluh-kesah dan hutang menimpaku wahai Rasulullah (saw).
Jawab Nabi (saw) : Mahukah kamu aku ajarkan beberapa kalimat, apabila engkau membacanya, Allah akan menghilangkan keluh-kesah dan melangsaikan hutangmu.?


Beliau menjawab: sudah tentu wahai Rasulullah (saw).
Jawab Baginda (saw) : pada waktu pagi dan petang bacalah: Ya Allah, aku memohon perlindungan denganMu daripada keluh kesah dan kesedihan, rasa lemah dan kemalasan, Aku memohon perlindungan denganMu daripada sifat penakut dan kebakhilan, dan aku mohon perlindungan denganMu dari bebanan hutang dan dikuasai seseorang. (Hadith riwayat Abu Daud)
"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Bahagia Itu Ada Pada Diri Kita Sendiri


Setiap manusia pernah hidup bahagia, atau pernah hidup merana, kerana kebahagian itu terletak pada iman. ALLAH s.w.t berfirman :

Maka sesiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman dan sesiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (Surah Al-Kahfi:29).

Wahai Manusia! Sesungguhnya kebahagian itu ada ada pada diri sendiri, lantas mengapa kita pergi jauh-jauh mencarinya.
Sesungguhnya kebahagian itu terletak pada sifat ridha dan perasaan qana’ah kita, lantas mengapa kita berhasrat pada sesuatu yang tidak kita miliki?
Sesungguhnya kebahagian itu dekat dengan kita, bahkan ada di hadapan kita, lalu kenapa kita tidak melihatnyam dan mencarinya jauh-jauh.

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Sunday, June 7, 2009

Dialog Dengan Kebahagian


Bahagia ditanya : “Di mana anda menetap?”

Ia menjawab : “Dihati orang-orang yang ridha.”

Ia ditanya : “Lalu dengan apa anda boleh makan?”

Ia menjawab : “Dari keteguhan iman mereka”.

Ia ditanya lagi : “Bagaimana anda boleh wujud?”

Ia menjawab : “Dengan kawalan mereka yang begitu
baik.”

Ia ditanya : “Dengan apa anda boleh diperolehi?”

Ia menjawab : “Dengan keyakinan jiwa bahawa ia tidak
akan ditimpa oleh apa pun kecuali apa
yang ada telah ditetapkan oleh ALLAH padanya.”

Ia ditanya : “Bagaimana anda boleh pergi menghilang?”

Ia menjawab : “Dengan sifat rakus setela merasa puas (qana’ah) dengan cita-cita
Setelah tolenrasi, dengan derita setelah gembira dan dengan kerraguan
Setelah keyakinan.

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Tuesday, June 2, 2009

Uniknya Semalu




Pada suatu hari, Rasulullah s.a.w berjalan-jalan bersama puteri baginda, Saidatina Fatimah r.a. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak pohon semalu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan.

Fatimah mengatakan kepada bapanya apalah gunanya pohon semalu itu berada disitu dengan nada yang sedikit marah. Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon semalu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon semalu ini dari 4 aspek.

Pertama, pohon semalu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahawa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).

Kedua, semalu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang wanita muslim.

Ketiga, semalu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul Alamin.

Dan akhir sekali, semalu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.

Ambillah pengajaran dari semalu walau pun ia hanya sepohon tumbuhan yang kecil.

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"

Monday, June 1, 2009

Hilangggggggggg...

Kehilangan Barang atapun sesuatu rasanya semua orang sudah pernah mengalami, cumanya sama ada barang yang hilang tu, entah yang berharga atau tidak berharga atau yang nilainya kecil, besar atau besar sangat sehingga terkadang tidak terganti.

Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita. Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun saya bertanya pada diri sendiri, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperolehi. Bahagialah dengan segala hal yang telah dimiliki.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan. Apabila kita mampu memandang dari sudut yang benar/positif.

"Kita selalu mahukan hari yang CERAH, namun ALLAH lebih mengetahui hakikat hujan perlu diturunkan"